Tata cara melaksanakan sholat gerakan demi gerakan memiliki aturan pasti dan telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW dalam beberapa sabdanya (hadis). Aturan tersebut merupakan serangkaian kegiatan yang harus dilakakun bilamana akan menjalankan ibadah sholat.
Seorang yang mengerjakan sholat namun tidak mengikuti ketentuan yang berlaku maka dipastikan sholatnya batal (tidak diterima di sisi Allah SWT), seperti tidak berwudhu saat hendak menunaikannya ataupun rukun shalat yang harus ada di dalamnya.
Berbeda ketika seorang mengerjakan shalat namun dalam keadaan lupa. Hal tersebut akan dimaafkan, namun pemaafan ini akan diterima bilaman ia mengerjakannya dengan cara yang benar, yaitu berdasarkan tuntunan sholat Nabi SAW. Berikut tata cara mengerjakan sholat gerakan demi gerakan yang benar sesuai tuntunan nabi SAW:
1. Takbiratul Ihram dengan cara mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan telinga.
Berdiri dengan khusu’ dan fikiran tenang, menghadap ke arah Kiblat, lalu mengangkat kedua tangan ke dekat telinga. Setelah itu berniat kemudian membaca “Allahu Akbar” (Allah Maha Besar) kemudian melafatkan niat sesuai dengan shalat yang dikerjakan.
2. Bersedekap lalu membaca do’a iftitah, surah Al-fatihah, dan surah lainnya secara berurutan.
Setelah takbiratul ihram tangan diturunkan, dilipat di bawah dada dengan tangan kanan di atas. Dilanjutkan membaca do’a iftitah. Setealah itu mulai membaca surat al-Fatihah, kemudian diteruskan membaca ayat-ayat al-Qur’an lainnya atau boleh juga membaca surat-surat pendek lainnya.
3. Ruku’ dengan cara menundukkan badan sampa mencapai bentuk tertentu
Setelah membaca al-Fatihah dan ayat-ayat lain, maka dibacalah “Allahu Akbar” (Allah Maha Besar) tangan diangkat ke dekat telinga lalu ruku’ (menundukkan badan sampai mencapai bentuk tertentu) dan kedua tangan diletakkan di lutut, sambil membaca “subhana rabial ‘adzim”, (Maha Suci Tuhan yang Maha Agung). Bacaan ini diulang tiga kali.
Setelah itu kembali berdiri dengan mengucapkan: “samiallahu liman hamidah, rabbana lakal hamdu”. (Allah akan mendengar setiap hambanya yang mengucapkan puji kepada-Nya. Tuhanku bagi engkau segala puja dan puji).
4. Sujud dengan cara meletakkan kedua kaki, lutut, tangan dan kepala ke lantai.
Pada gerakan ini dibaca “Allahu Akbar” lalu turun ke lantai dengan meletakkan kedua kaki, lutut, tangan dan kepala ke lantai. Posisi ini disebut dengan sujud. Pada posisi ini dibaca: “subhana rabial a’la” (Maha Suci Allah yang Maha Tinggi). Dibaca ulang tiga kali.
5. Duduk di antara dua sujud dengan cara kaki luar kiri dan jari-jemari kaki kanan dicecahkan di lantai, badan diluruskan dan kedua tangan di atas lutut.
Setelah sujud, duduk kembali dengan beriringan membaca “Allohu akbar”, ini merupakan duduk sejenak di antara dua sujud (lihat gambar). Cara duduk ini adalah: bagian kaki luar kiri dan jari-jemari kaki kanan dicecahkan di lantai, badan diluruskan dan kedua tangan di atas lutut.
Setelah itu kemudian sujud kembali seperti sujud pertama, dan dengan membaca bacaan yang sama pada sujud pertama tadi. Kini selesailah rakaat pertama.
6. Takbir Intiqal (bangkit dari sujud lalu berdiri seperti rakaat pertama).
Setelah selesai melakukan rakaat pertama, kemudian berdiri kembali sambil membaca “Allahu Akbar”. Untuk meneruskan shalat pada rakaat kedua, kali ini dibaca kembali al- Fatihah, yang kemudian diikuti pula dengan surat lain dari kitab suci al-Qur’an, sebagaimana dilakukan pada rakaat pertama tadi.
7. Tahiyat awal dan akhir dengan membaca do tasyahud (lihat gambar)
Bila selesai melakukan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama (membaca al-fatihah sampai sujud kedua), maka kembalilah pada posisi duduk, dengan membaca Tasyahud.
Tasyahud pertama pada rakaat kedua untuk shalat Maghrib, Isya, Dhuhur dan Asar. Tasyahud awal dan akhir untuk shalat subuh.
8. Menutup gerakan shalat dengan salam
Akhirnya dipalingkan muka ke kanan sambil membaca: “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi“ (selamat atas kamu dan semoga Allah memberimu rahmat). Kemudian memalingkan muka ke kiri membaca pula bacaan salam di atas.
Dengan demikian selesailah shalat dengan dua rakaat. Apabila rakaat shalat tiga (shalat Maghrib) atau empat (shalat Isya), maka gerakan dan bacaan pada rakaat ketiga dan keempat sama dengan gerakan pada rakaat kedua.
Rangakaian gerakan sholat di atas, tidak akan lengkap jika tidak diakhiri dengan dzikir dan doa setelah sholat. Pastikan untuk selalu melakukannya baik setelah shalat fardhu maupun setelah sholat sunnah utama seperti sholat tahajjud, dhuha maupun yang lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar